"Kerajinan Berasal dari Tisu"
Seni Decoupage atau dikenal sebagai seni yang dibuat dari potongan tisu ini adalah kerajinan atau bentuk seni yang memerlukan potongan-potongan bahan (biasanya kertas) yang ditempel pada objek dan kemudian dilapisi dengan pernis atau pelitur. Kerajinan tangan tersebut bisa ditemukan dalam pameran Indonesia Fashion & Craft yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta.
Toko Lita Art adalah penjual kerajinan tangan yang terbuat dari potongan-potongan tisu untuk dijadikan bahan kerajinan tangan. Toko yang bertempat di Malang ini didirikan pada tahun 2012. Toko Lita Art menjual berbagai kerajinan tangan yang terbuat dari tempelan-tempelan tisu seperti, teko, gelas, sepatu, cobek, dan berbagai hiasan lainnya. Dyah Rachmalita mengaku, semua jenis kerajinan yang ia jual terbuat dari seni decoupage atau potongan dari tisu-tisu yang bergambar.
"Semua barang di sini terbuat dari kayu yang bahannya dari potongan-potongan tisu bergambar, atau disebut dengan seni decoupage," ujar pemilik toko Lita Art ini
Wanita yang akrab disapa Lita ini mengaku untuk membuat satu kerajinan tangan tidak membutuhkan waktu yang lama, yaitu 1-3 hari tergantung tingkat kesulitannya.
"Kalau untuk bikin kerajinan yang kecil seperti gelas, tempat tisu itu cuman satu hari pengerjaannya, kalau seperti hiasan atau sepatu itu bisa tiga hari," ujar Lita.
Ia menambahkan, untuk proses pembuatan, pertama- tama yang dilakukan adalah membuat bahan dasarnya seperti sepatu, tempat tisu dan lain-lain, lalu potong tisu bergambar sesuai dengan bentuk dari kerajinan yang ingin dibuat, setelah itu tempel potongan-potongan tisu tersebut ke bahan dasarnya, lalu keringkan dan terakhir beri pernis atau pelitur.
"Untuk proses pembuatannya, pertama kita tentuin dulu mau buat apa. Misanya tempat tisu, kita buat dulu tempat tisu tersebut dari kayu, lalu potong tisu bergambarnya, setelah itu ditempel dan keringkan, dan terakhir beri pernis atau pelitur," ujar Lita.
Toko Lita Art sudah menjual produk-produknya sampai mancanegara seperti, Malaysia, Singapura, Brunei, dan India. Omzet yang didapat rata-rata Rp 25 juta per bulan. Harga yang dijual di tolo Lita Art mulai dari Rp 35.000 - Rp 200.000 tergantung jenis kerajinan dan tingkat kesulitannya. Untuk harga, paling murah kita jual Rp 35.000 itu untuk gelas kecil dan paling mahal Rp 200.000 itu untuk tas, tutup Lita.
sumber : detik.com
0 comments
Post a Comment