Monday, December 19, 2016

Jatuh Bangun Merintis Bisnis Stik Akar Kelapa


"Jatuh bangun merintis Bisnis Stik Akar Kelapa"


Ide membuat usaha bisa datang dari mana saja dan kapan saja. Itulah yang dialami Yuli Harry, karyawati bagian marketing sebuah perusahaan di Jakarta, saat membuat usaha snack stik akar kelapa. Ide membuat stik akar kelapa terlintas saat melihat ada seorang temannya yang menawarkan alat untuk mencetak stik akar kelapa lewat Facebook. Yuli yang semasa kanak-kanak sering makan stik akar kelapa langsung tertarik membelinya.

Awalnya terpikir karena ini adalah makanan saya waktu saya masih kecil, saya perantauan dari Lampung. Teman saya ada yang posting alat-alat untuk bikin stik akar kelapa, Bahan-bahan untuk membuat stik akar kelapa relatif tidak sulit diperoleh, yaitu tepung ketan, telur, dan bumbu-bumbu. Sebenarnya tidak ada hubungannya dengan kelapa, hanya saja ketika digoreng menyerupai akar kelapa.



Yuli pun segera mencoba membuat stik akar kelapa di rumahnya. Setelah beberapa kali gagal dan terus mencoba, akhirnya Yuli menemukan resep yang pas untuk stik akar kelapa. Saya sempat gagal beberapa kali, pernah kurang asin, adonannya nggak pas, hingga akhirnya jadi resep yang pas tukasnya.

Tadinya Yuli tidak terpikir untuk berjualan stik akar kelapa. Saat lebaran 4 bulan lalu, ia membuat stik akar kelapa dalam jumlah banyak untuk dibagi-bagikan kepada teman-teman sekantornya sebagai bingkisan. Ternyata stik akar kelapa buatan Yuli sangat disukai. Di kantor kan suka tukar-tukar bingkisan. Daripada saya beli, saya bikin stik akar kelapa sendiri saja, saya toples-toplesin. Saya bagi ke tim saya 10 orang, ternyata responsnya bagus sekali, saya enggak nyangka tuturnya.



Yang beli pertama ya teman kerja, ada yang langsung pesan 5 bungkus. Mereka bilang enak," ujar Yuli. Yuli kemudian mulai menawarkan snack stik akar kelapa lewat akun Facebook pribadinya. Dia juga membuat akun Instagram khusus untuk menjual stik akar kelapa. Meluas karena saya posting di Facebook, ada yang pesan. Saya bikin instagram juga, saya bikin label. Selain menjual pada kenalan-kenalan di media sosial, Yuli juga menjual stik akar kelapa lewat kantin di kantor tempatnya bekerja.



Stik akar kelapa ini dijual dalam kemasan plastik 200 gram seharga Rp 25.000, toples ukuran 400 gram seharga Rp 60.000, dan toples kecil sekitar 230 gram seharga Rp 35.000. Kini usaha kecil-kecilannya yang dirintis sejak 4 bulan lalu sudah menghasilkan omzet Rp 2.000.000 per bulan. Sementara modal yang dikeluarkannya untuk membeli alat-alat membuat stik akar kelapa sekitar Rp 500.000. Omzet sekarang Rp 2.000.000 per bulan, lumayan. Modalnya kecil, hanya panci besar Rp 300.000, timbangan Rp 50.000, sealer Rp 150.000," tukasnya.



Ke depan, Yuli berencana ingin membagi ilmunya membuat stik akar kelapa pada orang-orang. Hanya saja dia belum menemukan alat yang benar-benar pas untuk cetakan stik akar kelapa. Kalau sudah ada orang lain yang bisa membuat stik akar kelapa dengan rasa ideal, Yuli akan menjadikannya sebagai partner dan dia cukup berkonsentrasi di penjualan saja. 

sumber : detik.com


0 comments

Post a Comment